SANG PENDERITA
By Erina Dwi Lestari
Gurat-gurat
keriputnya dibiarkan lembab oleh air penuh rasa
Yang keluar
dari kedua mata buramnya
Seolah
meyakinkan kepada dunia
Cerita yang
pernah ia lalui bersama
Bahagia hanya
sekedar senyuman
Senyuman semu
sekilas lalu
Derita bagai
santapan malam
Kesedihan tak
beda dengan tidur siang
Indah dunia
kadang ia rasa
Pahit dunia
selalu di dada
Serasa ingin
berlalu
Lupakan pilu
bagai tak pernah tahu
Namun itulah ia
dan kisahnya
Kelu sendu pilu
lezatnya
Impian tak bisa
lagi ia haturkan
Pertahanan
kisah derita yang dibutuhkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar